Peristiwa gempa bumi dan tsunami yang melanda provinsi Aceh pada tahun 2004 lalu, tak hanya meninggalkan kesedihan mendalam. Diperkirakan lebih dari 200.000 jiwa penduduk Aceh dan sekitarnya menjadi korban dari kedahsyatan gelombang tsunami ini. Kepedihan akan tragedi memilukan ini, masih bisa dirasakan saat berkunjung ke sebuah pemakaman yang dikenal Kuburan Massal Siron.
Kuburan Massal Siron sejatinya merupakan kuburan massal bagi para korban bencana tsunami. Tercacat sekitar 40.000 jiwa lebih, dikuburkan secara bersamaan di tempat ini. Para korban dikuburkan pada sebuah lubang besar yang sama, tidak ada liang kubur khusus, atau batu nisan yang bertuliskan nama, tanggal lahir ataupun tanggal kematian.
Tempat yang menjadi saksi betapa dahsyatnya tsunami meluluh lantahkan tanah Serambi Mekkah ini tak pernah sepi dari kunjungan peziarah. Setiap harinya ada saja pengunjung yang mendoakan sanak saudara yang dikebumikan di Kuburan Massal Siron ini. Dari berbagai suku, etnis dan agama, semuanya bercampur membaur serta menjunjung tinggi toleransi serta tenggang rasa antar umat beragama.
Ziarah di Kuburan Massal Siron
Ketika berada di Kuburan Massal Siron, tak ada kesan seram, angker atau suasana mistis yang sering digambarkan pada tempat pemakaman. Kuburan ini memang cukup unik, karena tidak ditemui gundukan-gundukan makam, atau batu nisan yang berjejer rapi. Hanya hamparan rerumputan hijau, serta pepohonan rindang layaknya sebuah taman pada umumnya.Kuburan Massal Siron ini dibangun pada lahan seluas 2 hektar, yang 30 persen diantaranya merupakan tanah milik negara. Pembangunannya sendiri dilakukan dengan menimbun sebuah sungai, serta pembebasan lahan milik warga setempat. Sedangkan pengelolaan kuburan ini ditangani langsung oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Pengunjung bisa menemukan adanya sebuah tugu yang berada didalam kuburan, tugu ini bertuliskan “Bencana Kita Sabari, Nikmat Kita Syukuri, Banyaklah Orang Akan Bahagia”. Tulisan ini terpatri pada sebuah keramik yang dituliskan dengan tiga bahasa berbeda yaitu, bahasa Aceh, bahasa Indonesia dan Inggris. Tugu tersebut memiliki tinggi sekitar 2 meter, serta meruncing pada bagian atasnya berbentuk segitiga.
Berjalan menyusuri makam, pengunjung bisa menemukan adanya beberapa pondok yang memang disediakan bagi para peziarah untuk beristirahat. Kuburan Massal Siron ini memang sangat jauh dari suasana menyeramkan atau angker yang selalu identik dengan pemakaman. Suasana di makam ini nampak rindang, asri dan teduh dengan adanya berbagai macam pepohonan serta bunga yang ditanam.
Suasana yang ditawarkan sangatlah nyaman, angin semilir serta udara bebas polusi bisa dihirup oleh para peziarah. Kuburan ini juga telah dilengkapi dengan lampu-lampu layaknya taman biasa. Meskipun demikian tempat ini tetap saja meninggalkan duka yang mendalam bagi para keluarga korban dari bencana tsunami.
Selain menjadi tempat pemakaman massal bagi 40.000 ribu lebih korban tsunami, di kuburan ini juga terdapat sebuah Monumen Tsunami yang dibangun menyerupai gelombang setinggi 15 meter. Dibangunnya monumen ini bertujuan untuk menggambarkan gelombang tsunami yang kala itu menghancurkan Aceh, dan memang ketinggiannya mencapai 15 meter.
Pada monumen tsunami yang ada di Kuburan Massal Siron ini, ujungnya terdapat sebuah kaligrafi dari potongan ayat Al-Qur’an Surat Yasin ayat 82. Kuburan ini memang sering dikunjungi oleh keluarga dari para korban tsunami Aceh. Terlebih lagi, ketika hari raya Idul Fitri, serta peringatan tsunami Aceh yang setiap tahunnya jatuh pada tanggal 26 Desember.
Berziarah ke Makam
Kamu bisa berziarah di makam ini untuk turut mendoakan para korban tsunami pada tahun 2004 lalu. Setidaknya lebih dari 40.000 ribu jenazah dikuburkan secara bersamaan pada sebuah lubang besar. Tempat ini tentu akan membuka memori lama tentang betapa dahsyat tsunami yang kala itu meluluh lantahkan sebagian besar dari Provinsi Aceh.Keberadaan makam ini juga memberikan sebuah pelajaran, bahwa sebagai makhluk sosial kita harus mempunyai rasa tenggang rasa serta saling menghargai antar umat beragama. Banyak ditemui peziarah berbeda suku, agama dan budaya yang membaur di pemakaman ini untuk mendoakan keluarga dan kerabatnya.
Melihat Monumen Tsunami
Tak hanya berziarah, kamu juga bisa melihat sebuah monumen yang dibangun untuk menggambarkan gelombang tsunami yang kala itu menerjang Aceh. Monumen ini memang dibangun menyerupai gelombang tsunami yang tingginya mencapai 15 meter. Terdapat beberapa aksen warna biru, serta tulisan potongan ayat Al-Qur’an diujungnya.Usai berziarah, kamu pun bisa beristirahat pada gazebo yang telah disediakan. Disini kamu seolah tengah berada disebuah taman biasa, dan tak ada kesan bahwa kamu sedang berada di makam. Pepohonan rindang, serta hamparan rumput hijau yang tertata rapi akan menjadi pemandangan yang bisa kamu nikmati.
EmoticonEmoticon